| Pelestarian Lingkungan Hidup Tanggung Jawab Setiap Orang |
|
|
Banjarbaru
Kalsel, 11/11 (Puslitbang 1) - “Melestarikan lingkungan hidup bukan
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja,
melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi“, demikian pernyataan
Prof. Dr. Dedi Djubaedi, M.Ag Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dalam acara penutupan
workshop Pemeliharaan Lingkungan melalui Peran Komunitas Agama dengan
Pendekatan PAR (Participatory Action research) di Kota
Banjarbaru. Lebih lanjut beliau juga menyatakan, “Saya berharap
kontribusi dan implementasi nyata dari kegiatan ini di masyarakat,
karena melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda lagi, harus dimulai sejak saat ini dan oleh semua orang, tidak
harus pemerintah”.
Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, M. Ag
berharap agar kegiatan yang dilaksanakan ini tidak hanya terhenti dan
memiliki arti hanya sebagai sebuah kegiatan seremonial belaka akan
tetapi ada tindak lanjut nyata yang diimplementasikan di masyarakat
sebagai sebuah wujud nyata peran serta para tokoh agama yang notabene
sering berada di tengah-tengah masyarakat, dalam upaya bersama sama
memelihara lingkungan.
Workshop Uji Coba Modul Pemeliharaan Lingkungan melalui Peran Komunitas Agama dengan Pendekatan PAR (Participatory Action Reasearch)
ini dilaksanakan sejak tanggal 8 sd 11 November 2013 di Hotel Permata
In Kota Banjarbaru. Kegiatan ini diprakarsai oleh Puslitbang Kehidupan
Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama bekerjasama dengan
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama
(LPBINU) serta secara teknis dilaksanakan oleh Kantor Kementerian Agama
Kota Banjarbaru.
Abdul Jamil, S.Ag, M.Si selaku ketua
pelaksana kegiatan pemeliharaan lingkungan sengaja dilakukan di
Kalimantan Selatan karen berdasarkan data dari BNPB tahun 2010 Kalsel
adalah provinsi tertinggi ke enam yang banyak mengalami kejadian bencana
alam setelah Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel, dan NTT. Terkait
digunakannya pendekatan PAR dalam workshop beliau menyatakan “Bencana
alam yang banyak terjadi di Indonesia saat ini, lebih disebabkan karena
adanya kerusakan ekologis yang itu banyak disebabkan ulah manusia, untuk
itu melalui pendekatan PAR masyarakat diharapkan lebih banyak
terlibat”.
Latar belakang dilakukannya kegiatan
sendiri adalah karena Indonesia saat ini tengah mengalami krisis
lingkungan yang akut. Sebab, munculnya berbagai bencana karena kerusakan
faktor lingkungan yang disebabkan exploitasi manusia terhadap alam
secara membabi buta. Sebagai sebuah negara yang kental dengan nuansa
religius, sudah tentu peran aktif dari kalangan agamawan dalam ikut
serta mengatasi kerusakan lingkungan merupakan keniscayaan yang tidak
bisa ditawar.
Sementara PAR sendiri adalah salah satu
pendekatan akademik di bidang pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
dengan penekanan pada penemuan masalah, analisis, perencanaan, dan aksi
yang partisipatif melibatkan masyarakat. Melalui PAR diharapkan
masyarakat dan persoalan yang dihadapinya berubah ke arah yang lebih
baik, dan pada akhirnya pembangunan yang dilakukan akan berwawasan
lingkungan.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga
hari tersebut diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri dari unsur
Penyuluh Agama Muslim, Tokoh Agama Non Muslim, Pimpinan Majelis Taklim,
Pimpinan Pesantren, Pimpinan Ormas Keagamaan, Balai Diklat, dan Unsur
Kemenag Kota Banjarbaru. Sementara para narasumber adalah dari MUI dan
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Banjarbaru, dan LPBINU.
Kegiatan ini disambut baik oleh para
peserta. Pgs. Kankemenag Kota Banjarbaru Drs. H. Syukeriansyah dalam
sambutannya pada acara penutupan Workshop. “Kami menyambut baik dan
berterima kasih atas kepercayaan Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan
Litbang dan Diklat Kementerian Agama yang sudah memilih Kota Banjarbaru
sebagai tempat penyelenggaraan Workshop Uji Coba Modul Pemeliharaan
Lingkungan ini, dan mudah-mudahan ini membawa manfaat yang besar dan
pengaruh yang nyata terhadap upaya pelestarian lingkungan di Kota
Banjarbaru”. (AJW)
sumber: http://puslitbang1.balitbangdiklat.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=232:pelestarian-lingkungan-hidup-tanggung-jawab-setiap-orang&catid=11:general&Itemid=202
|


Banjarbaru
Kalsel, 11/11 (Puslitbang 1) - “Melestarikan lingkungan hidup bukan
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja,
melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi“, demikian pernyataan
Prof. Dr. Dedi Djubaedi, M.Ag Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dalam acara penutupan
workshop Pemeliharaan Lingkungan melalui Peran Komunitas Agama dengan
Pendekatan PAR (Participatory Action research) di Kota
Banjarbaru. Lebih lanjut beliau juga menyatakan, “Saya berharap
kontribusi dan implementasi nyata dari kegiatan ini di masyarakat,
karena melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda lagi, harus dimulai sejak saat ini dan oleh semua orang, tidak
harus pemerintah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar